REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pers harusnya tetap netral dan jangan memihak. Karena hal itu dilihat dan dibaca oleh semua masyarakat yang berbeda-beda.
''Sehingga tidak perlulah adanya kekerasan seperti itu (red. terhadap kantor media),''kata Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X pada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, Kamis (3/7). Dia menanggapi adanya aksi demonstrasi dan penyegelan oleh sekelompok orang terhadap kantor Biro TV One di Yogyakarta, Rabu malam (2/7).
Ketidaknetralan pers tersebut, kata Sultan, sebetulnya sudah adanya komentar yakni "Tidak ada TV Metro atau TV One, yang ada Jokowi TV dan Prabowo TV". ''Kalau menurut saya, pers itu harus tetap netral, jangan memihak. Sekarang pemilik surat kabar dan TV memihak sih, punya aspirasi sih. Akhirnya sebagian masyarakat ya tidak puas,''kata Sultan.
Akibatnya, Sultan menambahkan, masyarakat menjadi terbelah. ''Katanya pers independen. Tetapi kenyataannya kalimat saja yang independen, karena nyatanya TV dan pers memihak kok. Kalau saya netral kok. Saya hanya menyerahkan suara saya di TPS (red.Tempat Pemungutan Suara) kok,''ujarnya.
Sultan berharap tim sukses dan masyarakat jangan menggunakan kekerasan itu. ''Tapi kalau pers seperti ini, yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan sementara dasarnya apa tidak jelas, masyarakat semakin bingung juga,''kata dia.
Kalau masyarakat mendapat informasi yang berbeda, maka sebagian masyarakat yang belum menentukan pilihan akan bingung. ''Lihat TV satu calonnya di benarkan dan lihat TV yang lain calonnya disalahkan.