GP Ansor: Tuduhan Komunis Sudah tak Relevan
Kamis , 03 Jul 2014, 16:03 WIB
Republika/Agung Supri
Ketua GP Ansor Nusron Wahid menjadi pembicara dalam dialog "Pluralism and Progrees Indonesia's Hope" di Jakarta, Rabu (16/1). Diskusi yang dihadiri oleh tokoh-tokoh agama tersebut membahas perkembangan plurakisme dan toleransi antar umat beragama di Indone

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Nusron Wahid mengatakan tudingan komunis terhadap manusia modern Indonesia pada setiap terjadi perbedaan pendapat, saat ini sudah tidak relevan lagi karena telah terjadi pembauran kultural yang luar biasa.

"Secara genetik, mungkin dulu ada yang anggota keluarganya dipersepsikan sebagai PKI atau apapun, tapi manusia Indonesia saat ini sudah tidak mengenal istilah itu," kata Nusron Wahid melalui siaran persnya di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, ideologi komunis itu sudah lama hilang dan tidak laku dalam konteks demokratisasi saat ini. Anggota Komisi VIII DPR RI ini menjelaskan, komunisme di Eropa Timur saja sudah lama mati dan negara-negara tersebut telah berubah menjadi negara demokratis.

"Di China, ideologi komunis juga sudah lama hilang dan saat ini perekonomian Cina juga sudah menjadi liberal," katanya.

Nusron mempertanyakan, apa relevansinya saat ini dengan menuduh orang yang berbeda pandangan politik sebagai komunis. Ia menilai, tuduhan komunis yang dialamatkan kepada calon presiden nomor urut dua, Joko Widodo, merupakan cara politik adu domba yang tidak etis, dan sasaran sebenarnya untuk menghambat laju peningkatan elektabilitas pasangan Jokowi-JK yang sudah tinggi.

"Padahal, dengan tuduhan itu dampaknya telah memecah persatuan bangsa," katanya.

Nusron menambahkan, sebelumnya juga sudah ada tuduhan-tuduhan lainnya seperti menuduh beragama kristen padahal Islam serta menuduh keturunan China padahal asli Jawa. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang akan dilaksanakan 9 Juli 2014 diikuti oleh dua pasangan calon, yakni Prabowo Subianto dengan Hatta Rajasa dan Joko Widodo (Jokowi) dengan Jusuf Kalla.

Redaktur : Bilal Ramadhan
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar