Prabowo Subianto menyapa dan bersalaman dengan warga saat mengunjungi pasar Ciparay, Bandung, Jabar, Kamis (3/7).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim pemenangan nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa membantah kalau pasangan nomor urut satu itu akan mengembalikan Indonesia ke masa Orde Baru dan bersikap otoriter.
"Sekarang demokrasi itu the way of life, the only game in town," kata Jubir tim pemenangan nasional Prabowo-Hatta Bara Hasibuan, Jumat (4/7).
Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, partainya lahir dari gerakan reformasi. Sebagai pengusung Prabowo-Hatta, PAN mempunyai komitmen untuk menjaga rel tetap pada sistem demokrasi.
Ia mengatakan, sistem pemerintahan otoriter sudah tidak relevan dengan konstitusi yang berlaku di Indonesia. "Siapa pun yang punya intensi kembalikan jarum jam akan berhadapan dengan rakyat," ujar dia.
Wakil ketua tim pemenangan Nasional Prabowo-Hatta Mayen TNI (Purn) Sudrajat mengatakan, pemerintahan otoriter membutuhkan dukungan kekuatan tertentu. Antara lain, kekuatan militer.
Namun dengan adanya UU TNI, Sudrajat meyakini netralitas militer. Konstitusi pun disebut mengatur TNI dan Polri sebagai alat negara yang tidak terafiliasi dengan kekuatan politik mana pun.
"Netralitas itu jaminan Indonesia akan terhindar dari kekuasaan otoriter," kata mantan Duta Besar RI di Tiongkok itu.