Kampanye Jokowi di Lapangan Monumen Bandung Lautan Api (BLA) Kota Bandung, Kamis (3/6).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koran harian berbahasa Inggris, The Jakarta Post, secara resmi mendeklarasikan sikapnya mendukung capres nomor urut dua, Jokowi dan Jusuf Kalla. Sikap itu dituangkannya dalam tajuk yang menggambarkan sikap media massa cetak tersebut.
"Itu keputusan yang sangat berat," papar Pemimpin Redaksi The Jakarta Post, Meidyatama Suryodiningrat, saat dihubungi, Jumat (4/7).
Keputusan itu dinilainya bukan hal mudah, karena tradisi pers di Indonesia selama 40 tahun terakhir belum pernah seperti itu. Namun demikian, pihaknya memandang pemilu presiden kali ini berbeda. Pilpres sebelumnya ramai dengan sejumlah capres, lebih dari dua pasangan. Pilpres kali ini hanya dua pasangan. Masyarakat kemudian terpecah menjadi dua pihak.
"Ada yang mendukung satu capres. Ada juga yang mendukung capres lainnya. "Kita belum pernah pemilu seperti ini," imbuh pria yang kerap disapa Dimas ini.
Siapapun capresnya, ia melanjutkan, pasti memiliki visi dan misi tersendiri. Namun demikian, ada nilai dan landasan tersendiri dalam perspektif The Jakarta Post. Dimas menjelaskan, ada empat. Pertama pluralisme. Kedua, persoalan HAM. Ketiga, penguatan masyarakat sipil. Terakhir, menjaga semangat reformasi.
"Kami menilai calon nomor satu kurang dalam semua poin," imbuhnya.
Dalam pemilu saat ini nomor satu, yaitu capres koalisi merah putih, sangat kurang. Pihaknya tidak berharap merubah pendapat orang. Sikap itu lebih baik daripada mengumpet. Konsekuensi dari sikap ini sangat banyak. Tapi, tambah Dimas, sikap yang diambil tidak menggambarkan pihaknya tidak jujur.
Sikap itu dikeluarkan sehari sebelum terakhir kampanye. Pada mulanya, The Jakarta Post melihat perkembangan selama kampanye. Setelah dipertimbangkan, baru kemudian sikap dikeluarkan. Sikap tersebut akan aneh dan cenderung subyektif apabila dikeluarkan sebelum kampanye.
Sikap tersebut tidak mewajibkan karyawan koran berbahasa Inggris itu untuk mendukung Jokowi. "Soal pilihan, masing-masing berhak menentukan sendiri. Kami tidak mewajibkan mereka memilih salah satu. Silahkan pilih sesuai keinginannya," papar Dimas.