Aktivitas pengisisan bahan bakar di fasilitas Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Plumpang, Jakarta, Senin (16/6).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Lembaga Pemilih Indonesia Boni Hargens mengatakan Pemilihan Presiden 2014 diramaikan oleh sejumlah manuver mafia minyak dan gas (Migas).
Menurutnya, persaingan Pilpres kali ini bukan hanya sekadar pertarungan partai atau kandidat saja, tetapi juga merupakan persaingan kelompok kapital ekonomi yang mempunyai berbagai kepentingan.
"Kami melihat pertarungan Pilpres ini ada manuver dari yang kita sebut mafia migas," kata Boni dalam peluncuran buku Mafia Migas Dibalik Pilpres 2014 di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/7).
Boni mengungkapkan dari hasil investigasi tim BoniHargens.Com yang juga merupakan penulis buku tersebut, banyak ditemukan kepentingan ekonomi dalam hal ini Mafia Migas dibalik dukungan kepada pasangan Pilpres. Kepentingan tersebut yang akhirnya disebut sebagai penyumbang dalam pembiayaan kampanye dalam skala besar.
Boni menuturkan penguasa politik selalu berhimpitan dengan penguasaan ekonomi yang lebih banyak berasal dari sektor Migas. Hal itu dibuktikan dengan adanya dukungan kepada salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang berasal dari segenap penguasa ekonomi dari sektor Migas.
"Investigasi kami ternyata mayoritas yang kita sebut mafia ini bercokol di salah satu kubu pasangan," kata Boni.
Ia melanjutkan, hasil pertarungan Pilpres kali ini akan berdampak kepada perubahan ekonomi terutama dari sektor Migas. Boni berpendapat, jika pasangan yang tidak didukung mafia migas memenangi Pilpres, makan akan terjadi perubahan besar dalam sektor Migas Indonesia.
Sebelumnya, disebut ada keterlibatan mafia minyak dalam pembiayaan pilpres 2014 dari pemilik grup Global Energy Resource (GER), Muhammad Riza Chalid. Penyebutan nama Riza juga menyeret nama cawapres nomor urut satu Hatta Rajasa. Hatta dikaitkan karena memiliki kedekatan dengan Riza dalam urusan impor minyak Indonesia.
Menjelaskan soal itu, Boni mengatakan Debat capres putaran kelima yang digelar malam ini bisa menjadi ajang dua pasangan untuk menjawab persoalan tersebut. Pasalnya, tema debat malam ini yakni Pangan, Energi dan Lingkungan bersinggungan mengenai hal itu.
"Malam ini debat akan menarik jika membahas soal itu, Hatta bisa menuturkan alasan renegosiasi kontrak asing saat menjadi Menko Perekonomian," kata Boni.