Soal Renegosiasi Migas, Hatta: Kalau Tidak Berjalan, Kita Sikat
Ahad , 06 Jul 2014, 03:09 WIB
Aditya Pradana Putra/Republika
Calon wakil presiden nomor urut satu Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden nomor urut satu Hatta Rajasa menyetujui pengusutan kelompok kepentingan yang mengganggu proses renegosiasi kontrak pertambangan karena hal tersebut sangat merugikan kebijakan nasional dalam bidang energi.

"Kalau ada kelompok kepentingan yang membuat renegosiasi tidak berjalan harus kita sikat, karena renegosiasi menyangkut bangsa kita," kata Hatta dalam debat capres dan cawapres putaran terakhir yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta, Sabtu (5/7) malam.

Debat capres dan cawapres yang bertemakan "Pangan, Energi dan Lingkungan Hidup" berlangsung di salah satu hotel di Jakarta Selatan, dengan moderator Rektor Universitas Diponegoro Prof Sudharto P Hadi, Phd.

Hatta menanggapi jawaban pasangan capres dan cawapres nomor urut dua, Joko Widodo-Jusuf Kalla yang menyepakati adanya investigasi dalam renegosiasi kontrak, karena banyak kelompok kepentingan yang menghambat proses renegosiasi.

Ia menjelaskan, renegosiasi kontrak pertambangan sangat menguntungkan bagi kepentingan negara karena dapat mendorong penerimaan yang bermanfaat bagi kemakmuran rakyat. Untuk itu renegosiasi harus dilakukan dengan akuntabilitas dan tata kelola, untuk meminimalisir adanya kelompok kepentingan tertentu.

Redaktur : M Akbar
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar