WNI di Singapura Antusias Memilih
Ahad , 06 Jul 2014, 20:35 WIB
Republika/Musiron
Pemilu 2014 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Warga Negara Indonesia yang bermukim di Singapura, sejak Minggu pagi hingga siang berbondong-bondong mendatangi kedutaan Besar RI di Chatsworth Road yang menyebabkan jalan raya di lingkungan kedutaan asing di Singapura itu macet.

"Sangat ramai warga yang datang. Antusias mereka luar biasa," ujar Duta Besar Indonesia di Singapura Andri Hadi saat ditemui Antara.

Menurut dia, jumlah pemilih yang hadir dalam pemilihan presiden di luar dugaannya karena massa yang datang tidak seperti saat pemilihan legislatif 9 April lalu.

"Sangat jauh tinggi angka kedatangan WNI dibandingkan Pileg lalu. Meningkat partisipasi masyarakat," katanya.

Ia menjelaskan, meningkatnya angka partisipasi warga untuk memilih capres disebabkan juga karena adanya kemudahan jika nama yang bersangkutan tidak terdaftar di daftar pemilih tetap dan tidak mendapatkan undangan dapat mempergunakan hak pilihnya dengan paspor.

Selain itu, lanjut dia, karena pemilihan dilaksanakan pada hari libur maka banyak warga yang berkesempatan datang ke KBRI sebagai satu-satunya tempat pemungutan suara.

Ketika disinggung perihal pengerahan massa yang datang dari luar Singapura, Dubes membantahnya karena warga yang datang sesuai dengan identitas yang dimilikinya untuk mencoblos.

"Tak ada pengerahan massa. Warga datang karena jauh-jauh hari telah ada maklumat di media tentang pilpres dan jika pun ada warga Indonesia yang mau mencoblos tanpa identitas resmi jumlahnya pun tidak signifikan," katanya.

Ia mengakui, ada warga yang datang tanpa dokumen resmi karena tidak ada paspor namun punya alamat di Singapura. Warga tersebut di data dan diserahkan ke KPU agar tidak memilih lagi pada 9 Juli 2014 mendatang.

Menurut dia, ada 200 ribu jiwa WNI di Singapura dan yang memiliki hak pilih sebanyak 108 ribu orang. Dalam Pilpres diperkirakan 30-40 persen dari WNI yang punya hak pilih akan ikut mencoblos di KBRI dan sebanyak 17.000 orang telah bersetuju untuk melalui pos.

"Dalam pileg kemarin yang memilih melalui pos sebanyak 10 ribu orang dan yang datang ke KBRI 13.000 orang total 23.000 yang berpartisipasi dalam pileg. Namun, hari ini hingga siang menjelang sore warga masih berdatangan saya memperkirakan lebih 50 persen partisipasi masyarakat," katanya.

Ia mengungkapkan pemilihan dilakukan hingga sore atau sampai tidak ada lagi WNI yang datang untuk memilih. "Tak ada batas waktu sampai selesainya mungkin sore," katanya seraya menambhakan pihaknya menyiapkan 30 tempat pemungutan suara dan 120 bilik suara dengan 300 orang petugas pemilihan.

Sementara itu, seorang pemantau dari Migran Care, Umayroh mengatakan pemilih yang datang sangat ramai jika dibandingkan dengan pileg 9 April lalu.

"Masyarakat yang datang sangat ramai, mereka lebih memilih datang langsung ke TPS dari pada mengirim suara melalui pos," katanya.

Sedangkan seorang saksi pemilu Nuri Istiqamah mengatakan, pilpres berjalan sesuai jadwal pukul 08.00 waktu Singapura dan hingga siang menjelang sore antrian masyarakat hingga diluar tembok kedutaan masih ramai.

"Kami belum menemukan keanehan atau kegiatan yang mengganggu pemilu. Berjalan lancar tak ada pengerahan massa untuk mendoktrinkan capres tertentu seperti pilpres di Kuala Lumpur (5/6) kemarin ataupun surat suara rusak yang tak ada foto pasangan capres seperti yang di Hong Kong," kata Istiqamah.

Redaktur : Heri Ruslan
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar