Kampanye Hitam di Media Sosial Dorong Publik Enggan Mencoblos?
Selasa , 08 Jul 2014, 13:15 WIB
Yasin Habibi/Republika
Warga menggelar aksi damai

REPUBLIKA.CO.ID,SERANG- Ketua Divisi Pengembangan dan SDM, KPU Provinsi Banten, Enan Nadia mengatakan kampanye hitam yang beredar tentang pasangan capres-cawapres no urut 1 dan 2. mendorong orang menjadi surut untuk memilih capres-cawapres pada 9 Juli mendatang.  

"Saya pribadi membaca itu (kampanye hitam), ketika membaca kemudian membuat orang jengah, antipati, terhadap penyelenggaraan pemilu," ujar Ketua Divisi Pengembangan dan SDM, KPU Provinsi Banten, Enan Nadia kepada wartawan, Selasa (8/7).

Ia menuturkan hal itu membuat orang menjadi surut sehingga tidak ingin memilih pada pencoblosan 9 Juli mendatang. "Secara pribadi melihat pasangan nomor urut 1 dan 2. Banyak yang menyampaikan ketidakbaikannya," katanya.

Menurut dia, kampanye di media sosial seharusnya membicarakan hal-hal yang positif mengenai dua pasangan capres-cawapres. "Saya berharap sisi positif," katanya.  

Enan Nadia mengatakan media sosial merupakan media referensi untuk mengetahui latar belakang capres-cawapres no urut 1 dan 2. "Media referensi saja, sedangkan untuk pilihan setelah mengkaji diserahkan pilihan masing-masing," katanya.

Keberadaan media sosial menjadi referensi untuk mengetahui sejauh mana latar belakang pasangan capres dan cawapres no urut 1 dan 2 sehingga lebih banyak lagi masukan.

Redaktur : Taufik Rachman
Reporter : C75
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar