REPUBLIKA.CO.ID, MAKASAR -- Dalam peta perpolitikan Indonesia, faktor kedaerahan dan etnis terkadang menjadi pertimbangan lebih penting ketimbang visi-misi atau program.
Terbukti, misalnya ketika masyarakat di Tanah Jawa heboh memuji ketokohan Joko Widodo (Jokowi). Namun, warga di Kota Makassar justru memilih pasangan nomor urut dua karena wakilnya, yakni Jusuf Kalla (JK).
Bagi warga Makassar, JK dianggap sebagai ikon keberhasilan putra daerah di panggung politik nasional. Belum lagi bagi etnis Bugis, JK merepresentasikan eksistensi mereka.
Hal tersebut diungkapkan Ridwan Banda, warga Kelurahan Kunjung Mae, Kecamatan Mariso, Makassar. Ridwan. Ketua RW itu melihat geliat para pendukung Jokowi-JK lebih terasa di wilayahnya.
Namun, menurut Ridwan, antusiasme warga memilih pasangan nomor urut dua lebih besar dimotivasi oleh faktor JK daripada Jokowi.
"Bagi kami tidak terlalu berpengaruh Jokowi. Di Jawa mungkin begitu, tapi di sini tidak. Warga memilih karena JK," ujar dia di rumahnya, Selasa (8/7).
Menurut tetangga keluarga JK di Makassar itu, mantan wapres tersebut dikenal sebagai dermawan yang banyak membantu masyarakat sekitar. Di kampung, JK rutin memberikan bantuan. Mulai dari mulai sembako, pakaian, uang, hingga pembangunan masjid.
Diceritakan Ridwan, tradisi kedermawanan JK tidak hanya setelah dia menjadi figur politilk. Melainkan jauh sebelum itu. Bahkan didahului oleh ayahnya, Haji Kalla, yang juga seorang pengusaha.
Hal senada diutarakan Mandala, warga Kunjung Mae lainnya. Ia mengekspresikan dukungannya kepada JK dengan ungkapan dalam bahasa daerah siri na pacce.
"Itu artinya, malu kalau kami tidak mendukung putra daerah," Ujar Mandala.