REPUBLIKA.CO.ID, AKARTA -- Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi meminta semua rakyat Indonesia untuk mewaspadai terjadinya politik uang jelang pencoblosan.
"Harus diwaspadai malam ini dan besok pagi soal beredarnya money politic," kata Kiai Hasyim di Jakarta, Selasa (8/7).
Menurut Hasyim, selain politik uang, masalah penting dalam pemilu adalah pengamanan suara. Terutama indikasi adanya kecurangan dalam mengelola suara Pemilu. Politik uang dan kecurangan pemilu adalah kanker dalam pemilu dan demokrasi yang ujungnya mengancam Indonesia.
"Dengan money politic seorang calon pemimpin merasa telah membeli rakyat dan jangan diharapkan lagi ada rasa amanat rakyat," kata pengasuh Ponpes Al-Hikam Malang dan Depok ini.
Hasyim mengatakan politik uang adalah wujud kemiskinan rakyat, serta sistem kapitalisme yang memperkaya sekelompok orang yang membeli rakyat, hukum, politik bahkan agama. Banyak pemimpin, dinilainya mencuri uang negara untuk ongkos membeli suara.
"Dalam suasana money politic dan kecurangan pemilu akan lahir pemimpin-pemimpun avonturir yang merusak negara. Materi yang diterima rakyat samasekali tidak berarti dibanding kerusakan negara yang bakal timbul," tutur Hasyim.
Karena itu, Hasyim meminta masyarakat Indonesia secara keseluruhan harus terlibat dalam memberantas kanker negara. Masalah itu tidak cukup diserahkan ke penyelenggara pemilu atau tim sukses kentestan pemilu.
"Kenetralan TNI polri harus tetap dijaga, karena sekalipun TNI netral, panglima tertinggi TNI tetap saja ketua partai politik yang partainya sudah berpihak," ucapnya.