REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa siaga satu menghadapi Pemilihan Presiden/Wakil Presiden, 9 Juli. Tim dengan jajarannya terus melakukan pemantauan di lapangan untuk melihat berbagai kemungkinan yang terjadi, termasuk praktik kecurangan.
Direktur Kebijakan dan Program Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Hatta Dradjad Wibowo mengatakan, fokus saat ini untuk pengamanan suara. "Menjaga jangan sampai pemilih-pemilih kita direbut politik uang," ujar dia kepada Republika, Selasa (8/7).
Dradjad mengatakan, sudah muncul rumor mengenai adanya praktik money politics. Apalagi kabar yang berkembang, menurut dia, ada oknum kepala daerah yang diduga ikut menggerakan. "Jadi harus diwaspadai," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Sejauh ini, Dradjad mengatakan, pemantauan di lapangan sudah bagus. Namun, ia meminta semua tetap waspada. Dradjad optimistis melihat hasil survei internal yang menunjukkan pasangan dari koalisi Merah Putih sudah unggul.
"Insya Allah Prabowo-Hatta menang," ujar dia.
Pengamat anggaran negara Uchok Sky Khadafi mengatakan, indikasi adanya praktik politik uang sudah terlihat. Menurut dia, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) harus sudah mulai siap mengantisipasi adanya permainan politik uang menjelang waktu pemilihan. Selain itu, Uchok melihat modus lain melalui serangan sembako.
"Serangan sembako sudah dilakukan saat memasuki H-7," kata dia, dalam keterangan tertulis, Selasa.