REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mantan Bendahara Partai Demokrat yang tersandung kasus korupsi Muhammad Nazaruddin berharap pemimpin Indonesia yang terpilih jangan mengorbankan rakyat untuk menutupi kesalahan pemimpin.
"Jadi jangan mengorbankan rakyat untuk menutupi kesalahannya," kata Nazaruddin usai menyalurkan hak suara memilih presiden di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 49 Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Bandung, Rabu (9/7).
Nazaruddin menjelaskan harapan itu karena pemimpin sekarang dinilai telah mengorbankan orang lain untuk menutupi kesalahannya. "Pemimpin sekarang menutupi kesalahannya dengan mengorbankan orang lain," kata pria yang tersandung kasus korupsi pembangunan wisma atlet Hambalang itu.
Menilai sosok calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Hatta dan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK), kata Nazaruddin masing-masing memiliki nilai lebih, dan layak menjadi pemimpin bangsa Indonesia. "Dua-duanya baik, dan bagus," katanya.
Namun mengenai pilihannya, Nazaruddin berharap calon pemimpin yang dipilihnya dapat mengemban amanah rakyat Indonesia. "Yang terpenting harus bisa menjaga amanah," kata pria yang mengenakan baju muslim dan berpeci itu.
Penghuni Lapas Sukamiskin memberikan hak suaranya sebanyak 458 orang, sebanyak 337 orang diantaranya narapidana kasus tindak pidana korupsi, sisanya narapidana kasus pidana umum.
Pemilu 2014 diikuti dua pasang kandidat, yaitu Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla (JK). Prabowo-Hatta didukung enam partai, Jokowi-JK didukung lima partai.