REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengimbau masyarakat untuk menyikapi hasil perolehan suara sementara dengan bijak dan berkepala dingin serta tidak melakukan tindakan anarkis yang justru bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi.
"Tindakan kita harus sesuai dengan roh demokrasi, kebebasan yang berpedoman pada ketaatan hukum. Hindaran tindakan anarkistis, merusak, yang bisa menimbulkan konflik horizontal, karena tindakan itu melawan hukum, satu-satunya jawaban untuk tindakan melawan hukum adalah penegakan hukum," kata Djoko dalam jumpa pers di Kemenko Polhukam di Jakarta, Rabu (9/7).
Oleh karena itu, pihaknya menginstruksikan kepada penegak hukum, dalam hal ini Polri, untuk tetap Siaga 1 dan waspada dalam menjalankan tugas pengamanan. "Tetap siaga dan waspada, deteksi, penindakan dini untuk mencegah tindakan yang kontraproduktif dengan demokrasi. Jika itu terjadi, yang rugi adalah kita semua dan bangsa Indonesia yang jauh lebih besar," katanya.
Selain itu, Djoko juga menyerukan kepada tim sukses, pendukung, dan pasangan calon untuk menjaga diri agar tidak terpancing dengan provokasi. "Kedua pihak pasangan calon harus ikut membawa suasana sejuk, aman, dan damai. Hindari perselisihan, persengketaan yang tidak perlu, dan merugikan kita semua. Kepada kedua kubu capres, semua sudah berlalu, mari tunggu hasil resmi. Kita rajut persaudaraan, kedamaian, persahabatan yang dalam beberapa bulan terakhir dinamis," kata Djoko.
Ia mengatakan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat masih dalam situasi yang aman, bahkan proses pencoblosan telah dilakukan secara aman, tertib, dan lancar.