Hasil Hitung Cepat tak Bisa Jadi Dasar Deklarasi Kemenangan
Kamis , 10 Jul 2014, 16:24 WIB
Republika/Erik Purnama Putra
Hasil hitung cepat (quick count) Radio Republik Indonesia (RRI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Institut Madani Nusantara Prof Nanat Fatah Natsir meminta kedua belah pihak yang bersaing dalam Pemilu Presiden 2014 menunggu hasil ketetapan KPU pada 22 Juli sebelum mendeklarasikan kemenangan.

"Hasil hitung cepat tidak bisa dijadikan rujukan formal yuridis, apalagi dijadikan dasar untuk mendeklarasikan kemenangan. Boleh untuk gambaran sementara," kata Nanat Fatah Natsir, Kamis (10/7).

Nanat meminta kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden memiliki sikap jiwa besar dan siap kalah siap menang. Sikap tersebut harus menjadi tekad bersama dalam membangun bangsa yang lebih adil dan sejahtera.

"Jangan melakukan hal-hal yang anarkistis sehingga merugikan kita semua. Kita bersyukur pelaksanaan pilpres berjalan lancar tanpa ada gangguan berarti," tuturnya.

Hasil hitung cepat sementara Pemilu Presiden 2014 sudah dirilis sejumlah lembaga. Hasilnya berbeda-beda. Ada yang menyatakan kemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, ada yang menyatakan kemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Berdasarkan hitung cepat yang dilakukan beberapa lembaga, kedua belah pihak sudah mengklaim kemenangan masing-masing.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri yang mengusung pasangan Jokowi-JK mengatakan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dapat dinyatakan sebagai presiden dan wakil presiden periode 2014-2019 versi hitung cepat.

Sementara itu, calon presiden Prabowo Subianto mengklaim dari semua data yang masuk menunjukkan bahwa mereka mendapat dukungan dan mandat dari rakyat Indonesia.

Redaktur : Esthi Maharani
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar