Pendukung calon presiden nomor urut satu Prabowo Subianto berselebrasi dalam acara talkshow hasil Pilpres 2014-2019 di Menara Bidakara, Jakarta, Rabu (9/7)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) akan melakukan audit terhadap lembaga yang menjadi anggotanya. Audit akan dilakukan terkait dengan publikasi hasil hitung cepat (quick count) perolehan suara pilpres 2014.
Hitung cepat yang dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda. Ada yang menunjukkan kemenangan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Ada juga yang Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Sekretaris tim pemenangan nasional Prabowo-Hatta Fadli Zon menilai, memang tak ada audit terhadap lembaga survei Indonesia. "Jadi bisa seenaknya lembaga survei merilis tanpa ada satu pihak yang melakukan semacam pengawasan," kata dia di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Kamis (10/7).
Fadli mengaku setuju dengan langkah yang akan dilakukan Persep. Namun, audit itu harus dilakukan terhadap semua lembaga survei. Baik yang hasil hitung cepatnya memenangkan Prabowo-Hatta atau pun Jokowi-JK. "Saya kira kalau audit itu harus semua," ujar Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu.
Fadli menilai lembaga survei di Indonesia belum pada tahap stabil. Alasannya, lembaga survei itu masih ada yang menjadi konsultan politik. Sehingga, tidak begitu independen. "Lembaga survei yang menjadi konsultan ada conflict of interest," kata dia.
Salah satu yang menjadi sorotan Fadli adalah Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Ia menilai SMRC milik Saiful Mujani sudah menjadi bagian dari konsultan politik pasangan nomor urut 2.
Fadli pun melihat Cyrus Network dan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) sudah memberikan dukungan untuk Jokowi-JK. "Jadi kalau lembaga survei itu sudah terafiliasi, kredibilitasnya pasti diragukan," ujar dia.
Ada juga yang meragukan lembaga survei yang hasil hitung cepatnya memenangkan Prabowo-Hatta. Seperti Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis). Fadli menilai itu lembaga yang dapat dipercaya.
Ia pun bisa menyatakan ketidakpercayaan pada lembaga lain. "Sekarang kredibilitas SMRC bisa kita ragukan," kata dia.
Fadli mengatakan, ada video Saiful Mujani yang tengah membagi-bagikan uang untuk memberikan dukungan pada Jokowi. Sehingga, kemungkinan ada konflik kepentingan dalam SMRC.