Hasil Hitung Cepat Disebut Pasti Sama
Kamis , 10 Jul 2014, 20:35 WIB
Raisan Al Farisi/Republika
Warga menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden di TPS 18, Desa Klampok, Brebes, Jawa Tengah, Rabu (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peniliti Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) Jayadi Hanan menegaskan, hasil hitung cepat dalam suatu pemilu pasti akan sama.

"Kalau hasil surveinya berbeda, tentu ada lembaga survei yang salah," kata Jayadi Hanan di Jakarta, Kamis (10/7).

Lembaga yang melakukan survei pada pilpres 2014 memberikan klarifikasi hasil surveinya menyusul adanya perbedaan hasil.

Tahun ini, ada delapan lembaga survei yang hasilnya sama. Serta empat lembaga survei lainnya hasilnya berbeda.

"Kalau ada perbedaan hasil survei, kesalahan itu bisa dari pengambilan sampel atau memang dimanipulasi," katanya.

Sementara itu, peneliti Cyrus Network, Hasan Nasby mengatakan, jika hasilnya berbeda, maka mudah untuk mencari tahu kesalahannya. Yaitu melalui bedah forensik.

Lembaga survei yang benar dan kredibel, menurut dia, tentu ada data responden dan jejak-jejak survei.

"Data-data ini bisa diforensik, sampai ke tingkat terendah di TPS-TPS," katanya.

Ia menambahkan, saat ini ada banyak lembaga survei. Jika lembaga survei itu kredibel, maka tentu hasilnya sama.

"Kalau hasilnya berbeda, patut dipertanyakan krebilitasnya. Kalau hasil survei cuma dengan cara menebak saja mudah," katanya.

Hasan menjelaskan, bedah forensik terhadap lembaga survei dilakukan dengan pengecekan ulang pada responden di TPS. Kemudian pengambilan sampel serta metodologinya.

Pada kesempatan tersebut, Hasan menantang lembaga survei Puskaptis, LSN dan JSI yang menyimpulkan hasil berbeda dengan delapan delapan lembaga survei lain untuk melakukan bedah forensik.

"Apakah ketiga lembaga survei tersebut memiliki data responden dan jejak survei," katanya.

Kalau memang ada, kata dia, jejak-jejak survei itu kemudian melakukan pengecekan silang pengambilan sampel.

"Jika ketiga lembaga survei tersebut tidak memiliki jejak dan sampel itu, berarti hanya tebak-tebakan," katanya.

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar