REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disebut bukan king maker. Meski pun, ia memanggil kedua capres, Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto ke istana.
"King maker presiden itu bukan SBY. Namun rakyatlah yang menentukan," kata pengamat politik Ikrar Nusa Bakti, Kamis (10/7).
SBY, ujar Ikrar, tak bisa mengintervensi KPU. Termasuk tidak bisa menyalahgunakan otoritasnya untuk mengintervensi KPU, TNI, dan Polri untuk mengubah hasil pilpres.
Sebenarnya, kata dia, SBY hanya ingin menunjukkan nilai positifnya di hadapan kedua capres tersebut. Sehingga siapa pun yang menang akan memperhitungkan keberadaan SBY.
Ikrar memprediksi, pilpres tak akan rusuh jika pemenangnya diumumkan pada 22 Juli mendatang. "Kecuali jika ada master mind yang menggerakkan kerusuhan masyarakat. Master mind sendiri biasanya elit politik yang tidak terima kekalahannya," katanya.
Kalau masyarakat akar rumput, terang Ikrar, tidak akan melakukan kerusuhan.