REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendengar desas-desus tentang keberpihakannya kepada salah satu capres. Namun, ia kembali menegaskan netralitasnya dalam pilpres kali ini.
“Saya sampaikan posisi saya jelas baik pribadi dan kapasitas saya sebagai kepala negara. Saya berada di tengah,” katanya, Jumat (11/7).
Apalagi pasca-pemungutan suara terjadi realitas politik berupa saling klaim masing-masing kubu capres. Menurutnya, sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan ia harus menjadi bagian dari solusi, bisa berpikir jernih, dan mengelola isu yang berkembang saat ini.
Ia juga menegaskan tak bisa mempengaruhi hasil pilpres. Sebab, dalam konstitusi, kewenangan dan kekuasaan untuk menyelenggarakan pemilu dan menetapkannya berada di tangan KPU. Sedangkan jika terjadi perselisihan kewenangan berada di tangan Mahkamah Konstitusi.
“Kekuasaan itu, dalam konteks ini, tidak berada di tangan saya, tapi di KPU dan MK. Saya jelaskan tidak ada sama sekali kewenangan saya,” katanya.
Meski begitu, Presiden mengatakan secara moral ikut bertanggung jawab agar proses pilpres bisa tetap berjalan damai hingga masa pergantian kepemimpinan. Ia berharap semua pihak bersama-sama menepati agenda nasional, tidak boleh terganggu apalagi mundur dari jadwal yang ditentukan yakni pada 20 Oktober terjadi pergantian kepemimpinan nasional.
“Saya ingin berkontribusi,” katanya.