Marzuki Alie: Lembaga Survei Jangan Bersikap Seperti Tuhan
Ahad , 13 Jul 2014, 05:40 WIB
antara
Sejumlah relawan dan anggota tim pemenangan menyaksikkan hasil quick count Pemilu Presiden 2014 melalui layar lebar di Posko Pemenangan Jokowi-JK, Jl Cemara 19, Menteng, Jakarta, Rabu (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI Marzuki Alie minta kepada media massa terutama televisi, para pengamat dan lembaga survei untuk benar-benar memikirkan Indonesia sebelum menyiarkan atau mengeluarkan pernyataan yang bisa memecah belah bangsa.

Tahapan pemilu, menurut dia dalam pernyataan yang disampaikan Ahad, adalah proses mencari pemimpin yang sudah memiliki aturan tersendiri dan telah disepakati oleh bangsa ini. "Ini proses mencari pemimpin. Ada aturan, UU, lembaga yang melaksanakan dan juga mengawasi. Jadi tidak usah memprovokasi dengan berita dan pernyataan yang aneh-aneh. Semua jangan merasa paling benar sendiri," katanya.

Kalau memang ragu ada kecurangan, menurut Marzuki, maka masing-masing pihak bisa mengawal proses pemilu dari bawah dan tidak perlu ancam-mengancam dengan mengeluarkan pernyataan berlebihan bahwa kalau kalau kalah pasti ada pihak yang curang bermain dengan KPU.

Marzuki juga minta lembaga-lembaga survei jangan bersikap seperti Tuhan yang selalu benar. Jangan merasa seperti Tuhan dan jangan memprovokasi masyarakat dengan pernyaaan seperti itu. "Mulai sekarang berpikirlah tentang masa depan Indonesia. Rakyat saja bisa dewasa, jangan justru elitnya yang tidak bisa dewasa," katanya.

Dia pun minta aparat kepolisian menyediakan pengamanan, tidak hanya untuk para pesera pilpres tapi juga para komisioner KPU. "Masyarakat tentunya juga tidak mau komisioner KPU jadi korban jika hasilnya tidak sesuai keinginan satu kelompok. Mereka bertugas menjalankan tugas negara, harus bisa merasa aman," katanya.

Marzuki mengatakan, kalau memang ada suap-menyuap, KPK memiliki kewenangan untuk mengambil tindakan. "Kalau memang ada suap, ya tindak saja," katanya.

Redaktur : Agung Sasongko
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar