GPII Minta Pendukung Capres Tidak Saling Provokasi
Selasa , 15 Jul 2014, 09:42 WIB
Republika/Wihdan Hidayat
Penghitungan suara Pemilu Presiden 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) meminta para pendukung kedua calon presiden tidak saling melakukan aksi provokasi. GPII mengajak semua pihak untuk bersikap saling sabar menunggu keputusan pengumuman pemenang Pemilu Presiden dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang akan disampaikan pada 22 Juli mendatang.

''Kami mengingatkan dan mengajak kepada semua pendukung calon presiden untuk tidak melakukan hal-hal yang mengarah pada tindakan provokatif terhadap rakyat Indonesia,'' kata Khaerudin Lumaluntur, perwakilan dari PP GPII, dalam siaran pers yang dikirim kepada Republika, Selasa (15/7), di Jakarta.

Lumaluntur mengatakan pascapemilihan yang dilakukan pada 9 Juli lalu telah menyisakan keresahan di masyarakat. Fenomena klaim kemenangan diantara dua kandidat, kata dia, telah memunculkan ketegangan berkat hadirnya hitung cepat (quick count) dari beberapa lembaga survei dan media.

''Situasi ini tentu tidak sepatutnya terjadi secara berlebihan. Mengingat KPU selaku penyelenggara yang memiliki legitimasi hukum belum selesai melakukan penghitungan manual,'' katanya.

Terkait hal tersebut, GPII juga menyerukan seruan. Organisasi ini meminta netralitas KPU dan Bawaslu dalam proses rekapitulasi penghitungan suara sebagai bagian dari tahapan pemilu dalam menghasilkan keputusannya.

Selanjutnya GPII juga meminta TNI/POLRI beserta seluruh aparat lainnya untuk tetap netral dan tidak berpihak kemanapun. Selain itu, GPII meminta TNI/POLRI untuk menindak tegas setiap upaya tindakan yang mengarah kepada provokasi yang berpotensi terganggunya kehidupan masyarakat.

''Kami juga mengimbau kepada rakyat untuk bersikap tenang dan tetap menjaga persatuan serta menjaga suasana damai yang harmoni,'' ujar Lumaluntur.

  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar