REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin mengingatkan adanya dimensi spiritual yang harus diperhartikan dalam Pemilu Presiden/Wakil Presiden. Ia menyebut jalan takdir menentukan siapa yang menjadi pemimpin Indonesia lima tahun yang akan datang.
"Segala kekuasaan itu milik Allah, berasal dari Allah dan Allah memberi kekuasaan itu pada yang dikehendaki-Nya dan tidak memberi pada yang tidak dikehendaki-Nya," kata Din saat menerima kunjungan capres dari koalisi Merah Putih Prabowo Subianto di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa (15/7).
Din meyakini capres yang meraih suara terbanyak berdasarkan hasil penghitungan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan yang dikehendaki Allah. Sehingga, ia menilai, yang berusaha mengubah itu seperti melawan takdir Illahi. Karena itu, ia meminta semua pihak untuk menerima keputusan.
"Semua wis terima ikhlas atau legowo," kata tokoh yang juga menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
PP Muhammadiyah, menurut Din, ikut memantau situasi dan kondisi selama proses pemilu berlangsung. Ia melihat adanya polarisasi dalam masyarakat Indonesia mengingat hanya dua kandidat yang maju. Din berharap ke depan semua tetap mengedepankan persatuan bangsa. Ini pun menjadi komitmen dari Muhammadiyah.
"Sekarang ini saatnya untuk kembali pada titik persaudaraan dan kebangsaan," ujar dia.