Ini Alasan Prabowo Enggan Jawab Pertanyaan Wartawan Jakarta Post
Rabu , 16 Jul 2014, 01:53 WIB
Republika/Aditya Pradana Putra
Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capres dari koalisi Merah Putih Prabowo Subianto mendapat sorotan setelah sikapnya terhadap jurnalis harian the Jakarta Post. Dalam sesi tanya jawab di Freedom Institute, Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (14/7) kemarin, Prabowo menolak memberikan jawaban atas pertanyaan dari wartawati koran Indonesia berbahasa Inggris itu.

Prabowo yang berdiri di podium saat sesi tanya jawab, sudah menyela pertanyaan saat mengetahui jurnalis itu dari the Jakarta Post. Ia mengatakan, the Jakarta Post sudah menjadi media partisan. Sebelumnya media ini memang secara terbuka memberikan dukungan pada pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). "Saya maaf, Jakarta Post saya tidak mau jawab. Saya minta maaf," ujar Prabowo.

Wartawati the Jakarta Post itu mengatakan, setidaknya sudah berusaha. Namun Prabowo bergeming. "Ya anda telah mencoba. Itu bukan salah anda, itu pemilik (media) anda," kata mantan Danjen Kopassus itu sembari tertawa. Sesi tanya jawab pun berpindah untuk jurnalis dari media lain.

Setelah sesi tanya jawab usai, Prabowo berjalan menuju pintu keluar. Ia sempat bersalaman dengan jurnalis yang ada di sana. Prabowo juga saat itu mendekati wartawati the Jakarta Post. "Bukan salah kamu, bukan salah kamu. Tapi koran kamu itu, waduh, brengsek," kata dia.

Sindiran Prabowo membuat orang yang ada di sekelilingnya tertawa. Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu kemudian melanjutkan kritikannya. "Dan saya tulis balasan, gak dimuat. Kalau Prabowo bikin artikel, gak boleh dimuat. Waduh. Itu bukan demokrasi yang benar," ujar dia.

Saat itu, Prabowo menyebut nama Sofjan Wanandi, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Sofjan adalah adik dari Jusuf Wanandi, orang yang disebut turut berperan akan munculnya the Jakarta Post. Sofjan juga selama ini sudah memberikan dukungan kepada pasangan Jokowi-JK. "Tolong ajarin, kasih tahu Sofjan Wanandi, itu tidak demokrasi, nggak baik," kata Prabowo.

Kejadian di Wisma Proklamasi itu kontan menjadi bahan pemberitaan. Ada pula yang mengunggah kejadian itu dalam situs YouTube dengan judul 'Prabowo Marah Pada Jakarta Post'. Prabowo pun mendapat kritikan. Mengenai sikap Prabowo ini, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon memberikan alasan. Ia menyebut media yang sudah jelas memberikan dukungan pada kandidat lain biasanya sudah mempunyai framing negatif. "Kalau orang sudah punya framing negatif, untuk apa kita meladeni. Itu saja masalahnya," kata dia.

Redaktur : Nidia Zuraya
Reporter : Irfan Fitrat
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar