PDIP: JSI dan Puskaptis Harus Siap Diaudit
Rabu , 16 Jul 2014, 14:25 WIB
Agung Supriyanto/Republika
Petugas kepolisian mendatangi kantor Jaringan Suara Indonesia (JSI) yang dilempari Bom molotov meski bom tersebut tidak meledak di Jalan Warung Jati Timur, Jakarta Selatan, Jumat (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Juru Bicara Tim Pemenangan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla, Hasto Kristiyanto, mengatakan Jaringan Suara Indonesia (JSI) dan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) harus siap diaudit oleh Dewan Etik Persepi.

"Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) dan Jaringan Suara Indonesia (JSI) terlalu jauh masuk ke ranah politik kekuasaan. Suatu sikap yang tidak elok dan juga tidak terpuji di tengah tuntutan pentingnya tanggung jawab terhadap metodologi dan sampel hitung cepat yang seharusnya begitu mudah dipenuhi," ucap Hasto di Jakarta, Rabu.

Sikap Puskaptis dan JSI yang tidak hadir untuk diaudit oleh Dewan Etik Persepi yang terdiri atas tokoh yang kredibel, profesional, dan independen itu, menurut dia, berpotensi menimbulkan ketegangan politik. Apalagi, klaim kemenangan Prabowo-Hatta didasarkan pada hitung cepat lembaga tersebut. Oleh karena itu, Hasto menyesalkan ketidakhadiran kedua lembaga survei itu.

"Pak Hatta Rajasa yang dikenal sebagai tokoh yang menjunjung tinggi kaidah metodologi dalam survei, dan memahami keakuratan hitung cepat seharusnya mendorong kedua lembaga tersebut untuk bersedia menjalani pemeriksaan Dewan Etik. Atau, setidaknya mengumumkan secara luas bagaimana metodologinya, dan dari TPS mana saja sampel hitung cepat mereka berasal," kata Hasto.

Respons yang kurang kooperatif dari JSI dan Puskaptis harus dipahami juga, jangan-jangan ada kekuatan besar yang menghalang-halangi mereka sehingga tidak bersedia diaudit. "Atau, jangan-jangan ini merupakan strategi 'buying time' terhadap dugaan bekerjanya operasi khusus yang mencoba melakukan manipulasi hasil rekapitulasi penghitungan suara," kata Wakil Sekjen PDI Perjuangan ini.

Ia pun meminta seluruh kekuatan prodemokrasi, masyarakat sipil, dan para akademisi yang memperjuangkan kebenaran akademis, termasuk dalam metodologi survei, harus bersatu. "Sebab, ketika kekuatan kebenaran sudah disatukan dengan semangat sama untuk mengawal suara rakyat agar terbebas dari manipulasi, sekukuh apa pun kekuatan gelap menghadang, tidak akan mampu melawan suara kebenaran rakyat," tuturnya.

Redaktur : Bilal Ramadhan
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar