REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Mantan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, bisa saja dianggap mengintervensi pilpres di Indonesia. Hal itu dilakukan dengan melibatkan orang - orang dekatnya, seperti pengusaha yang mendukung Jokowi dan JK, James Riady.
"Ini sangat mungkin, karena waktu saya kuliah di Amerika, kabar kedekatan Clinton dengan James terdengar," papar pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, A Ubaidillah, saat dihubungi, Rabu (16/7).
Alumni Ohio University ini memaparkan keduanya menjadi pembicaraan di kalangan mahasiswa Indonesia di Amerika terkait bisnis dan politik. Jika nantinya saat mengunjungi Indonesia, keduanya bertemu dan membicarakan pilpres, maka sangat dimungkinkan.
Namun demikian, menurutnya tidak mudah untuk mengintervensi pilpres di Indonesia. Presiden SBY sudah menegaskan dan menjamin tidak ada pihak manapun yang mengintervensi. Pilpres berjalan dengan baik dan pihak asing tidak mungkin mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.
Sebelumnya rencana Clinton mendatangi Indonesia menuai protes dari berbagai kalangan. Kubu Capres koalisi merah putih, Prabowo Subianto-Jusuf Kalla, meminta kepada mantan Presiden Amerika Serikat itu untuk memahami kondisi Indonesia saat ini.