Direktur eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi menjadi pembica dalama konfernsi pers lembaga-lembaga penyelenggara Quick Count Pilpres 2014 di Hotel Century, Jakarta, Kamis (10/7).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim relawan Djoko Santoso Center 328 menyatakan ada strategi pengalihan dalam menyulap data quick count ketika ditayang di salah satu stasiun televisi.
Dalam keterangan resminya dijelaskan, pada pukul 13.05 WIB, stasiun televisi menayangkan iklan dan kemudian dilanjutkan dengan menampilkan artis yang menyanyi selama 14 menit.
Ketika tayangan hasil quick count kembali pada pukul 13.19 WIB, yang muncul adalah hasil hitung cepat yang telah disulap Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang join dengan Lembaga Survei Indonesia (LSI) .
"Kemudian pada saat yang sama data quick count hasil perhitungan Indikator, Cyrus/CSIS, Kompas dan RRI juga mengalami perubahan," kata tim relawan Djoko Santoso Center 328, Rabu (16/7).
Tim relawan menyatakan memiliki bukti kuat terkait dugaan itu. Antara lain, berupa rekaman data real time kurva suara yang ditampilkan dalam situs http://www.komunigrafik.com/pilpres2014/stabilitas.php.
Selain itu rekaman kicauan pemilik lembaga survei SMRC, Saiful Mujani dalam akun @saifulmujani. Ia berkicau mengenai hasil quick count SMRC.
Kemudian, rekaman siaran televisi yang menyajikan perkembangan hasil perolehan suara quick count beberapa lembaga survei dan bukti lainnya yang dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.
Sebelumnya, SMRC-LSI juga diduga memanipulasi data hasil quick count pilpres 2014. SMRC-LSI memenangkan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan perolehan 52 persen banding 47 persen Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Pakar matematika dan teknologi informasi (TI), Tras Rustamaji menemukan kejanggalan dalam hasil hitung cepat SMRC-LSI melalui analisis grafik kurva stabilitas.
Tras mengatakan kejanggalan tersebut dimulai tak lama sebelum Jokowi-JK mendeklarasikan kemenangan.
Menurutnya, pada perhitungan awal quick count SMRC-LSI sejak pukul 11.30 WIB sampai dengan 13.05 terlihat wajar dengan posisi perolehan suara Prabowo-Hatta 52,94 persen dan Jokowi-JK 47,06 persen. Data yang masuk saat itu sebanyak 13,78 persen.
"Namun, tiba-tiba hasil itu berbanding terbalik pada pukul 13.19 WIB hanya dalam waktu 14 menit saja," kata Tras.