REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jendral DPP Partai Demokrat, Ramadhan Pohan menegaskan partainya tidak berkeinginan merapat ke kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Dia menilai kabar Demokrat akan merapat ke Jokowi-JK sebagai simbol kepanikan PDI Perjuangan.
"Kayaknya PDIP lagi panik," kata Ramadhan saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (17/7).
Ramadhan menjelaskan kepanikan PDI Perjuangan didasari sikap arogan mereka sendiri. PDI Perjuangan selalu gembar-gembor tidak butuh dukungan partai-partai dalam jumlah besar untuk mengusung Jokowi-JK.
"Dulu terlalu arogan bilang tidak butuh koalisi. Cukup dua atau tiga (partai) saja. Sekarang mereka ketar-ketir," ujar Ramadhan.
Ramadhan menilai PDI Perjuangan sudah menyadari kekeliruan politik yang mereka buat. Kesadaran ini terbentuk setelah koalisi yang dibangun PDI Perjuangan kalah dalam pembahasan RUU MD3.
"Mereka kuatir, jika nanti Jokowi menang Presiden, pemerintahan PDIP lemah dan rapuh," kata Ramadhan.
Wakil Ketua Komisi I DPR ini merasa puas dengan situasi politik yang mendera PDI Perjuangan. Menurutnya PDI Perjuangan belajar banyak dari sikap politik mereka yang mengecilkan pihak lawan.
"Itulah politik. Janganlah pernah arogan, sombong dan tak respek pada pihak-pihak lain. Kini mereka kena batunya," ujarnya.
Sampai saat ini Demokrat masih konsisten bersama Prabowo-Hatta. Ramadhan juga memastikan deklarasi koalisi permanen di parlemen yang ditandatangani Ketua Fraksi Demokrat juga masih valid.