REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam percakapan via telepon antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan dengan Sekjen PBB, Ban Ki Moon untuk membahas persoalan Palestina pada Rabu (16/7) malam, muncul pertanyaan dari Sekjen PBB tentang pilpres di Indonesia.
SBY mengatakan Moon mengetahui perselisihan pilpres di tanah air yang melibatkan dua kubu capres-cawapres dan bertanya kondisi Indonesia. Ia mengaku merespon pertanyaan tersebut secara proporsional.
“Saya respons kepedulian Sekjen PBB itu secara proporsional. Saya katakan, insya Allah Indonesia akan bisa mengelola semuanya dengan baik,” katanya, Kamis (17/7).
Presiden mengatakan perselisihan itu diharapkan bisa diselesaikan pada 22 Juli mendatang. Tanggal itulah penentuan presiden ketujuh Indonesia.
Kepada Moon, ia menegaskan Indonesia akan menyelesaikan persoalan politiknya sendiri. Indonesia, lanjutnya, tidak membutuhkan bantuan pihak asing seperti yang terjadi di Afganistan saat Menlu Amerika Serikat, John Kerry jadi penengah.
"Tentu kita bertekad segala sesuatu yang terjadi di dalam negeri kita selesaikan sendiri. Itu lebih mulia dan terhormat. Jika ada masalah, tentu bangsa kita sendiri yang menyelesaikan," katanya.
Dalam dunia yang terbuka seperti ini, kata Presiden SBY, Indonesia tidak bisa menutup bagaimana dunia melihat Indonesia dengan segala komentar dan pandangannya.
“Itu sah tidak apa-apa. Tapi ketika ada persoalan di dalam negeri ya kita sendiri bangsa ini dengan penuh rasa tanggung jawab, yang harus mengatasi dengan sebaik-baiknya,” tegasnya.
Untuk itu, kata SBY, diharapkan semua pimpinan partai politik, pendukung dan masyarakat dengan jiwa besar bisa ikut mengawal proses demokrasi dan menerima hasilnya nanti.