REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Etik Persatuan Survey dan Opini Publik Indonesia (Persepi) menilai JSI dan Puskaptis tak melakukan survei atas hasil Pilpres 2014. Mereka enggan diaudit karena tidak memiliki data sebagai bukti tidak adanya manipulasi dari penelitian mereka.
Anggota Dewan Etik Persepi, Hamdi Muluk, mengatakan awalnya, ia mencoba lembut menyikapi kedua lembaga ini. Meski pada akhirnya harus keras, hingga mengeluarkan mereka dari Persepi. Menurut dia, dugaan paling logis, keduanya tak melakukan survei hasil pilpres. "Untuk hal sederhana saja yakin memenuhi panggilan, lalu paparkan data dan jelaskan bagaimana prosesnya, mereka tak datang. Mereka diduga tak melakukan survei karena tidak punya datanya," kata Hamdi, Kamis (17/7).
Kalau mereka mengklaim memiliki data hasil survei, dewan etik hanya meminta satu hal, yakni tunjukkan dan jelaskan. Itu adalah tawaran yang sederhana, namun tak bisa mereka penuhi. Menurut dia, kedua lembaga survei ini bermental maling sehingga layak untuk ditangkap dan dipenjarakan.
Sebelumnya, Indonesia Institute menyelenggarakan diskusi bertema, 'Etika Lembaga Survey dan Tanggung Jawab Ilmuwan' di Universitas Praramadhina, Jakarta, Kamis (17/7) siang ini. Pembicara yang hadir, antara lain, Daniel Dhakidae, Karlina Supelli, Hamdi Muluk, Hermawan Sulistyo, dan Anas Saidi.
Dewan Pembina Indonesian Institute, Jaleswari Pramodhawardani, mengatakan diskusi ini diselenggarakan karena pertama kalinya terjadi hasil survei menjadi bahan perbincangan secara terus-menerus. Dalam hal ini, ilmuwan harus bertanggung jawab atas data mereka.