Ini Dia Calon Menteri Usulan Warga Maluku
Ahad , 20 Jul 2014, 02:43 WIB
Adhi Wicaksono/Republika
Max Sopacua

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Maluku, Said Assagaff, berjanji akan mengajukan surat ke presiden terpilih mendatang, siapa pun presidennya, untuk merekomendasikan beberapa nama putra putri terbaik Maluku sebagai menteri kabinet mendatang.

"Sudah pasti, insya Allah, kabinet akan datang harus ada menteri dari Maluku. Saya usulkan beberapa nama seperti Suaidy Marasabessy, Ali Muchtar Ngabalin, Max Sopacua, dan Alex WS. Retraubun," tutur Said pada Sabtu (19/7) malam di Jakarta.

Said Assagaff menyatakan hal itu dalam acara 'Silaturahmi Nasional dan Buka Puasa Bersama DPD KNPI Maluku bersama Gubernur Maluku' pada Sabtu (19/7) malam di Jakarta.

Dalam perjalanan sejarah Indonesia, putra terbaik Maluku pernah menjadi pejabat negara selama 21 tahun tanpa terputus, sebut saja Dr. Johannes Leimena.

"Sejak Kabinet Sjahrir hingga kabinet Dwikora, Dr. Johannes Leimena menjadi pejabat tinggi negara dengan berbagai predikat seperti menteri, Wakil Perdana Menteri hingga Pejabat Presiden selama Presiden Soekarno ke luar negeri," papar Said. 

Putra Maluku lainnya yang pernah menjadi menteri kesehatan di era Presiden Soekarno adalah dr. A.G. Siwabessy.

Menurut Said, Dr. J. Leimena telah melakukan tugas penting untuk menjaga stabilitas pemerintahan Presiden Soekarni sampai masa awal orde baru.

Setelah era Presiden Soekarno berakhir, tidak ada orang daerah yang masuk kabinet. "Era orde baru tidak mengizinkan putra-putri terbaikdaerah duduk di kabinet," ungkap Said.

Maluku merupakan daerah yang sejak awal berkontribusi besar dalam pendirian NKRI. "Maluku adalah salah satu dari delapan provinsi yang sudah ada sejak NKRI terbentuk," lanjut Said.

Orang Maluku, ungkap Said, telah berkontribusi langsung dalam perjalanan sejarah Indonesia. Banyak sekali tokoh-tokoh nasional Maluku yang berkiprah di berbagai bidang, seperti mantan Kasad, LetJen TNI George Toisutta.

"Tetapi, belum pernah ada tokoh Maluku yang menjadi menteri sejak masa reformasi 1998. Kita baru sampai tahap Wakil Menteri selama 15 tahun era reformasi ini," tutur Said.

Menurut Said, ini terjadi akibat krisis Kemalukuan yang melemahkan persatuan dan persaudaraan sesama warga Maluku. Hal ini terjadi akibat saratnya kepentinga politik antar sesama warga Maluku.

Redaktur : M Akbar
Reporter : C57
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar