Prabowo Pertanyakan Legitimasi Pilpres 2014
Ahad , 20 Jul 2014, 17:47 WIB
Antara
Prabowo Subianto (kanan) dan Hatta Rajasa (kiri) menyampaikan visi misi saat debat final di Jakarta, Sabtu (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) menaati rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk melakukan pemungutan suara ulang di beberapa daerah. Menurutnya, hal itu akan berdampak terhadap legitimasi dari proses pelaksanaan pilpres.

"Saya sangat mempertanyakan legitimasi dari proses ini dan kami bisa menganggap proses ini cacat," katanya dalam keterangan pers di Hotel Four Seasons, Ahad (20/7).

Prabowo mengatakan, penyelenggara pemilu harus menaati sumpahnya untuk menjamin proses pilpres berlangsung bersih dan transparan. Dia meminta, jika ada indikasi ketidakberesan dan Bawaslu merekomendasikan untuk PSU, maka KPU wajib melaksanakan. "Kalau tidak melaksanakan itu bisa dipidanakan," ujarnya.

Anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Idrus Marham mengatakan, tim pemenangan Prabowo-Hatta meminta kepada KPU untuk terlebih dahulu menyelesaikan masalah-masalah yang telah direkomendasikan oleh Bawaslu di beberapa daerah.

Di antaranya, rekomendasi dari Bawaslu Jawa Timur yang meminta pemungutan suara ulang (PSU) di 6 kabupaten/kota. Kemudian di DKI Jakarta dimana Bawaslu merekomendasikan 5814 TPS dilakukan PSU. selain itu juga di Jawa Tengah, Sumatra Utara dan beberapa daerah lainnya.

Tim Prabowo-Hatta, lanjut Idrus, juga meminta kepada DKPP agar mengambil tindakan tegas terhadap oknum penyelenggara pemilu, dalam hal ini KPU, yang tidak memperhatikan rekomendasi dari Bawaslu. Dan juga menindak tegas oknum-oknum yang terlibat rekayasa pemilu, baik langsung maupun tidak.

"Tim hukum Prabowo-Hatta berpandangan bahwa anggota KPU yang tidak menindaklanjuti rekomendasi Bawaslu harus dipidanakan dan berpandangan bahwa, anggota KPU yang tidak menindaklanjuti rekomendasi bawaslu bisa dipidanakan," katanya.

Redaktur : Erik Purnama Putra
Reporter : Mas Alamil Huda
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar