Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Pangkostrad Letjen Gatot Nurmantyo, dan Kapuspen Mayjen Fuad Basya.
REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI--Panglima Kostrad Letjen TNI Gatot Nurmantyo mengimbau anggotanya untuk bisa menahan diri, sekaligus mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerusuhan menyusul pengumuman pemenang Pemilihan Presiden oleh KPU pada 22 Juli mendatang.
"Potensi kerusuhan bisa saja terjadi saat pengumuman hasil pilpres 22 Juli nanti, maka dari itu kami mengimbau kepada seluruh anggota TNI yang diterjunkan untuk pengamanan agar bisa menahan diri dan tidak melakukan kekerasan kepada para pengunjuk rasa, karena yang dihadapi adalah rakyat, bukan musuh," kata Gatot kepada wartawan, Ahad saat kunjungan kerja di Sukabumi, Jabar, Ahad.
Menurut dia, dalam pengamanan pengumuman hasil pilpres tersebut pihaknya menurunkan 1/3 pasukannya untuk mengantisipasi dan menghalau massa jika terjadi kerusuhan.
Bahkan, pihaknya menyebutkan tugas operasi pengamanan kali ini sangat berat karena yang dihadapi pihaknya saat ini bukan tentara lagi, melainkan masyarakat atau saudara yang sedang marah ketika calon kepala negaranya kalah di pilres ini.
Menurut dia, walaupun tentara fungsi utamanya untuk berperang, tetapi bukan berarti harus memerangi rakyatnya sendiri, tetapi harus bisa mengamankan massa jika mulai berpotensi rusuh.
"Prajurit dituntut harus bisa tahan diri dan sabar dalam menghadapi amarah rakyat yang karena tidak puas dengan hasil pilpres ini, maka dari itu kami terus mengimbau agar seluruh prajurit bisa bersikap santun dan meredam emosi," katanya.