Merapat ke Jokowi-JK, PPP Gelar Mukernas
Senin , 21 Jul 2014, 17:31 WIB
Simpatisan mengibarkan bendera Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat kampanye PPP Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (5/4). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Langkah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk bergabung dengan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) semakin menguat. Untuk memuluskan langkah tersebut, PPP akan menjadwalkan pelaksanaan Mukernas pascapenetapan hasil Pilpres oleh KPU.

Wakil Ketua Umum DPP PPP Suharso Monoarfa mengatakan, langkah untuk mendukung pemerintahan mendatang tersebut bukan diambil dengan cara gegabah tetapi sudah melalui pertimbangan mendalam. Bahkan, Ketua Majelis Syariah PPP KH Maimun Zubair juga menyarankan agar parpol berlambang kabah tersebut ikut mendukung pemerintah demi kemaslahatan umat.

“Akhir pekan lalu kami sowan ke KH Maimun Zubair, beliau meminta PPP menerima hasil KPU dan mendukung pemerintahan ke depan. Selain itu, mayoritas DPW di Indonesia menginginkan hal yang sama,” kata Suharso lewat rilis yang diterima ROL, Senin (21/7).

Mantan Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) tersebut mengungkapkan, perubahan sikap politik PPP harus dilakukan melalui mekanisme partai bukan oleh individu-individu. Dirinya juga mengaku sudah mendapat informasi kalau Hatta Rajasa sudah legawa terhadap apapun hasil KPU. “Bahkan, putra Pak Amien Rais pun sudah memberikan selamat. Makanya tidak heran ketika konfrensi pers Prabowo tidak didampingi Hatta Rajasa,” urainya.

Ketika ditanya kemungkinan adanya ganjalan dari Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali, Suharso enggan berspekulasi lebih jauh. Menurut dia, keputusan organisasi mengikat semua anggotanya. Dia juga menegaskan, DPW PPP juga mengajukan permintaan agar Suryadharma Ali nonaktif dari ketua umum untuk berkonsentrasi ke masalah hukum.

“Tapi Mukernas tidak dimaksudkan untuk mengganti ketua umum. Cuma memang ada permintaan dari DPW-DPW agar ketua umum nonaktif agar konsentrasi ke masalah hukum,” kata Suharso.

  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar