Rayakan Kemenangan Jokowi, PKB Gelar Doa Bersama
Senin , 21 Jul 2014, 19:40 WIB
Republika/Edwin Dwi Putranto
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Saat pengumuman pemenang Pilpres, semua konstituen pendukung Jokowi-JK diimbau tetap berada di rumah masing-masing. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) selaku partai pengusung Jokowi - Jusuf Kalla menyatakan tidak akan melakukan perayaan kemenangan khusus bagi pasangan capres - cawapres tersebut. PKB, meminta konstituennya untuk menggelar doa bersama.

''Kalau perlu di kantor PKB akan menyelenggarakan doa bersama,'' Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar, disela-sela Pembahasan Materi Muktamar PKB di Bandung, Senin (21/7).

Menurut Muhaimin, PKB tidak akan menggunakan kesempatan meramaikan penetapan pemenang Capres di KPU. PKB hanya akan mengirimkan saksi pada saat rekapitulasi akhir tingkat nasional di KPU.

"Menghadapi persiapan pemungutan akhir penghitungan suara di KPU besok, kami tidak akan buat acara khusus, tetapi hanya mengirim saksi di KPU," katanya

Muhaimin pun, meminta kepada semua relawan tidak terbawa euforia secara berlebih pada kemenangan pasangan nomor urut dua itu. Ia, justru meminta semua yang turut serta menjadi bagian dari pemenangan Jokowi - JK untuk diam di rumah menyaksikan di televisi yang bakal diumumkan langsung KPU.

"Saya mengimbau kepada seluruh pendukung dan konstituen untuk tetap di rumah dan tidak usah ke KPU. Kitaa berdoa di rumah masing-masing,'' katanya.

Semua pimpinan pengurus PKB, kata dia, akan berkumpul di tempat pimpinan masing-masing juga. Sementara dirinya, akan buka bersama dengan Megawati, Surya Paloh dan pimpinan koalisi. ''Mari kita berdoa agar keputusan KPU sesuai dengan yang diharapkan agar damai tentram dan tidak ada masalah," katanya.

KPU sendiri saat ini masih melakukan rekapitulasi secara nasional. Selanjutnya KPU akan mengumumkan pemenang Pilpres pada Selasa 22 Juli besok. Untuk hasil sementara bahwa Jokowi - JK unggul dengan Prabowo - Hatta dengan perbedaan hingga 4 persen.

Redaktur : Fernan Rahadi
Reporter : Arie Lukihardianti
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar