KPU Diminta Hentikan Penghitungan Suara
Senin , 21 Jul 2014, 21:34 WIB
Antara/Fikri Yusuf
Petugas memasang segel pada gembok kotak suara yang berisi logistik Pilpres di KPUD Kab. Madiun, Jatim, Rabu (2/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aliansi Rakyat Anti-Kecurangan Pemilu (ARAKP) melakukan aksi demonstrasi di depan gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta, Senin (21/7). Mereka menuntut KPU menunda penghitungan suara pilpres.

"Masih banyak kecurangan berupa mark up suara untuk Jokowi-JK yang terjadi di TPS tapi belum disikapi oleh KPU," ujar humas ARAKP Jimmi CK, Senin.

Menurut dia, aksi demonstrasi dilakukan untuk memberi tekanan politik kepada KPU.

"Jika kami diam, dunia tidak tahu kalau KPU tutup mata terhadap kecurangan ini. KPU harus merasakan terjadi kecurangan dan bisa merespons kecurangan tersebut," ujarnya.

Aksi tersebut juga ditujukan agar mata rakyat Indonesia terbuka terhadap praktik kecurangan pilpres. "Rakyat harus tahu kalau hak politik mereka dirampas dengan culas oleh pasangan nomor dua dan KPU membiarkannya," jelasnya.

Ia menilai, pilpres kali ini juga banyak kecurangan dari sebelumnya. Kecurangan tersebut bersifat masif, terstruktur dan sistemik. 

"Dari awal mereka sudah berniat curang. Agar kecurangan tersebut tidak terendus, mereka lempar dulu opini bahwa kubu Prabowo-Hatta yang curang. Ini namanya maling teriak maling," ungkap dia.

Redaktur : Mansyur Faqih
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar