Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (keempat kiri) menerima naskah kesepakatan Koalisi Permanen Merah Putih yang diwakili Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kedua kanan) di Pelataran Tugu Proklamasi, Jakarta, Senin (14/7).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Tujuh partai politik sudah sepakat untuk menjalin kerja sama permanen dalam Koalisi Merah Putih. Koalisi ini yang mendukung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Sejak melakukan penandatanganan piagam di Tugu Proklamasi, koalisi ini sudah menuai kritikan. Bahkan ada yang menyebut koalisi ini tidak akan berlanjut pascapenetapan hasil Pemilu Presiden/Wakil Presiden. Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Harris Bobihoe mempunyai pandangan lain.
"Secara utuh kita katakan koalisi tetap berjalan sampai bersama-sama di parlemen," kata Harris di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Selasa (22/7).
Selain Partai Gerindra, koalisi ini terdiri dari Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Golkar. Selain itu, ada juga Partai Demokrat. Muncul spekulasi koalisi ini akan pecah apabila Joko Widodo-Jusuf Kalla yang terpilih menjadi presiden/wakil presiden namun Harris membantahnya.
"Saya kira tidak, kita sudah lakukan penandatanganan koalisi permanen," ujarnya.
Harris mengatakan, memang tidak ada sanksi bagi partai politik yang melanggar komitmen koalisi permanen. Namun, ia meyakini koalisi Merah Putih ini akan tetap bersama dengan tujuan untuk membangun bangsa. Terlepas dari hasil pemilu, Harris optimistis koalisi ini akan tetap bertahan. Meskipun di luar pemerintahan.
"Kita tetap kritis menyikapi apa saja yang dilakukan presiden nantinya," jelasnya.