REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner KPU Sigit Pamungkas mengatakan, banyak peretas (hacker) yang berusaha meretas sistem dan website KPU. Mulai dari pemilu legislatif hingga pilpres kemarin.
"Memang ada hacker yang mau masuk ke sistem KPU, tapi dia tidak bisa mengotak-atik sistem kami dan tidak berdampak pada hasil rekapitulasi," kata Sigit, di kantor DKPP, Jakarta, Rabu (23/7).
Sejak pileg hingga pilpres, menurutnya jumlah peretas yang berusaha menyerang sistem KPU berjumlah ribuan. Dari penelusuran alamat IP Adress-nya, kata Sigit, para peretas itu berasal dari banyak negara.
Namun, Sigit mengklaim, dari ribuan peretas itu belum pernah satu kalipun sistem KPU berhasil diretas.
"Mereka berusaha mengubah gambar, merusak sistem, dan upaya meretas lain. Tapi hanya berupaya saja, belum ada yang berhasil," jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Tim Koalisi Merah Putih Perjuangan untuk Kebenaran dan Keadilan Letjen (Purn) Yunus Yosfiah menyebutkan adanya 37 hacker asal Korea dan Cina yang menggelembungkan suara golput.
"Sekitar 4 juta suara dimanipulasi," katanya di Jakarta, Selasa.
Para hackers itu, kata dia, memanipulasi penggelembungan suara golput di beberapa kecamatan di Jateng, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sulawesi Utara.