Heboh di Medsos, Tapi Partisipasi Pemilih Pilpres Menurun. Kenapa?
Kamis , 24 Jul 2014, 13:48 WIB
VOA
Sosial Media

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) melansir partisipasi pemilih pada pemilu presiden dan wakil presiden 2014 pada angka 70 persen. Menurun dua persen dibanding pilpres 2009 yang partisipasinya tercatat 72 persen.

Padahal, pilpres yang hanya diiukti dua pasangan capres ini menjadi topik pembicaraan paling banyak dibahas di berbagai jejaring media sosial. Seperti facebook, twitter, dan forum komunitas online.

Direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengatakan, intensitas pembicaraan dan animo masyarakat di media sosial memang sangat tinggi. Karena pengguna media sosial bisa mengakses media massa dan tidak memiliki keterbatasan informasi.

"Sehingga ada kesan bahwa euforia dan animo masyarakat atas pilpres ini naik dan menguat secara luar biasa," kata Titi, Kamis (24/7).

Pemilih yang aktif di media sosial, lanjut Titi, hanya sebagian kecil dari pemilih di Indonesia. Sebagian besar warga negara yang memenuhi syarat sebagai pemilih merupakan mereka yang berada di luar komunitas online tersebut.

Titi menyebut sebagian besar pemilih tersebut tidak tersentuh teknologi dan memiliki keterbatasan akses dan informasi tentang pelaksanaan pilpres.

"Kenyataannya ada komunitas offline yang tidak tersentuh teknologi dan ternyata mewakili sebagian besar pemilih Indonesia. Mereka berada di daerah rural, pedalaman, pedesaan," ujarnya.

Hiruk pikuk di media sosial, menuurt Titi tidak bisa dianggap mewakili fenomena seluruh pemilih di Indonesia. Karena nyatanya, pemilih di Indonesia sebagian besar menyebar di daerah-daerah rural di luar perkotaan.

Redaktur : Esthi Maharani
Reporter : Ira Sasmita
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar