REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto mengatakan esensi demokrasi adalah pemilihan yang bersih dan jujur. Menurutnya, Pilpres 2014 terlalu banyak kecurangan yang masif dan sistematis.
“Kita juga mengalami penyelengara pemilu tidak adil dan memihak salah satu kontestan. Protes-protes dan imbauan-imbauan kami sebagai capres cawapres nomor satu tidak pernah dihiraukan. Rekomendasi-rekomendasi Bawaslu di beberapa tempat tidak pernah diindahkan,” kata Prabowo dalam video yang diunggah di Youtube, Jumat (25/7).
Prabowo mengatakan tim hukum dan tim datanya telah menemukan suatu indikasi kecurangan yang cukup besar. Karena itu, duet Hatta Rajasa ini mengatakan Pilpres 2014 sesungguhnya gagal, tidak sah, dan melanggar kaidah-kaidah demokrasi.
“Apabila kita merestui keputusan ini berarti kita merestui sebuah kecurangan, kebohongan dan ketidakbenaran,” kata mantan Danjen Kopassus ini.
Prabowo merasakan kerusakan mental bangsa Indonesia, mental pemimpin, dan mental para pejabat bangsa. Hal tersebut mencemaskan, kata Prabowo, sebagai negara merdeka namun hampir semua pejabat tidak punya integritas, bisa dibeli dan bisa disogok.
Prabowo mengatakan rakyat yang merasa tidak punya uang dan diperlakukan tidak adil seharusnya punya tempat untuk mengadu yakni di kepolisian, pengadilan maupun lembaga negara lainnya.
“Kalau ini semua terjadi bagaimana masa depan kita an bagaimana banga kita bisa bertahan. Gunakanlah akal sehat kita, sungguh-sungguh negara kita menuju kegagalan,” kata Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Prabowo menegaskan kalau dalam hidup harus ada dua pilihan, yakni membela kebenaran atau merestui ketidakbenaran. Dia menyontohkan perjuangan para pahlawan kemerdekaan untuk menyatakan kemerdekaan atau menunggu kemerdekaan diberikan oleh penjajah.