REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Advokasi Prabowo-Hatta mengklaim menemukan semakin banyak bukti dugaan kecurangan yang terjadi selama proses pemilihan presiden (pilpres) 2014. Sampai saat ini, mereka mengaku menemukan bukti kecurangan di 33 provinsi yang ada di Indonesia.
Ketua Tim Advokasi Prabowo-Hatta, Habiburrahman, mengatakan, setiap hari timnya terus menemukan bukti-bukti adanya indikasi kecurangan di berbagai daerah. Menurutnya, tidak ada satu provinsi pun yang lepas dari dugaan terjadinya kecurangan yang dilakukan penyelenggara.
"Ini bukti kalau kecurangan dilakukan secara masif, terstruktur dan sistematis," katanya saat dihubungi, Senin (4/8).
Dia menjelaskan, dari 52 ribu tempat pemungutan suara (TPS) yang sebelumnya diminta untuk dilakukan pemungutan suara ulang (PSU) karena terindikasi banyak kecurangan, kini jumlah itu terus bertambah. Terkait jumlah tambahannya, Habiburrahman enggan membeberkannya.
Dia mengatakan, bukti-bukti baru akan disampaikan bersamaan dengan perbaikan-perbaikan yang dilakukan setelah sidang perdana sengketa pilpres pada 6 Agustus mendatang.
"Kita tidak bisa umbar bukti karena itu terkait strategi kita. Yang jelas bukti adanya kecurangan terus masuk ke posko kita dan kita akan berikan secara bertahap. (Bukti) Ini belum final dan masih dinamis jumlahnya," ujarnya.