Presiden SBY Minta Kondisi Kondusif Dipertahankan
Kamis , 21 Aug 2014, 20:46 WIB
Reuters
Presiden SBY bersama Istri, Ibu Ani Bambang Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masih berada di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, untuk memantau jalannya proses pembacaan putusan sengketa Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 oleh Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi.  Demikian disampaikan Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha saat ditemui di Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (21/8) malam. 

Menurut Julian, selain mengikuti pemberitaan di media massa, Presiden juga memperoleh update berupa laporan dari para menteri dan pejabat setingkat menteri bahwa persidangan berjalan lancar.  Meskipun begitu, Presiden juga mengikuti dinamika di lapangan ihwal unjuk rasa sebagai bagian dari demokrasi di negeri ini.  "Bagaimana pun, Presiden senang karena pada akhirnya, meski terjadi tensi yang agak meningkat siang hari, unjuk rasa pada sore hari berlangsung aman, lancar dan tertib pada akhirnya."

"Diharapkan juga bahwa kondisi yang terus kondusif untuk keamanan dan ketertiban bisa dapat dijaga dan dipertahankan.  Kami tidak tahu apa besok pagi akan ada unjuk rasa juga, yang jelas proses unjuk rasa berjalan relatif aman dan terkendali," ujar Julian.  Dalam kesempatan yang sama, Julian memastikan Presiden tidak berencana untuk memberikan pernyataan resmi kepada publik melalui media massa. 

"Yang pasti sebagaimana beliau sampaikan beberapa waktu lalu, bilamana sudah secara resmi, secara definitif Presiden terpilih diputsukan oleh MK, tentu akan ada komunikasi dari Presiden kepada Presiden terpilih.  Kapan persis waktunya, itu belum bisa dipastikan," kata Julian.  Kemungkinan, menurut Julian, setelah rangkaian kunjungan kerja Presiden ke Papua Barat, Timor Leste dan Bali, dirampungkan. 

Redaktur : Agung Sasongko
Reporter : Mohammad Iqbal
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar