Tokoh Lintas Agama Minta Keputusan MK Dihargai
Kamis , 21 Aug 2014, 21:23 WIB
Agung Supriyanto/Republika
Ketua MK Hamdan Zoelva memimpin sidang pembacaan putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2014 yang diajukan pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Gedung Mahkamah Konstitusi, Kamis (21/8). majelis hakim MK membacakan sekitar 300 lembar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para tokoh lintas agama, berharap masyarakat tetap tenang dan menerima keputusan akhir Mahkamah Konstitusi (MK), mengenai sengketa pemilihan presiden (Pilpres). Nyoman Udayana, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), menghimbau agar, rakyat tak melakukan tindakan yang rusak.

"Dalam kitab Weda, dijelaskan, semua manusia bersaudara, maka harus saling menghargai," katanya, dalam Konferensi Pers di Gedung Dakwah Pusat Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/8).

Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Rusli Tan pun berharap, semua umat Budha, terus melakukan perbuatan baik. "Bulan ini merupakan bulan tujuh bagi umat Budha, dan merupakan bulan paling penting untuk melakukan kebajikan," ujarnya.

Sehingga, tak ada alasan bagi umat Budha untuk menolak keputusan MK, apalagi melawannya. Menurutnya, MK pasti telah mempertimbangkan sebaik mungkin, demi kedamaian Indonesia.

Rusli meminta kepada rakyat, khususnya umat Budha, agar dapat memberikan kontribusi baik di Bumi. Ia menambahkan, Bumi merupakan tempat terindah untuk melakukan kebajikan, maka sebisa mungkin jangan melakukan kejahatan atau tindakan anarkis.

"Tak perlu ributkan keputusan MK, dan tetap lakukan tanggung jawab masing-masing," tegasnya. Rusli bersama tokoh agama lainnya, berusaha mendamaikan perbedaan mengenai pilpres ini.

Redaktur : Joko Sadewo
Reporter : c91
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar