REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengevaluasi debat perdana calon presiden dan wakil presiden yang digelar Senin (9/6) malam. Alur debat dan cara moderator merekonstruksi pertanyaan menjadi dua unsur yang dievaluasi dan akan diubah pada empat debat yang masih tersisa menjelang pemungutan suara pada 9 Juli 2014 nanti.
"Ada beberapa hal yang kami evaluasi, pertama bagaimana ke depannya moderator dalam merekonstruksi pertanyaan. Kedua bagaimana alur debat, apakah pasangan calon dipersilakan saling bertanya lebih banyak," kata Komisioner KPU Sigit Pamungkas di kantor KPU, Jakarta, Selasa (10/6).
KPU mempertimbangkan alur debat disesuaikan dengan peserta debat. Jika diikuti pasangan, hanya capres saja, atau hanya cawapres saja alur pertanyaan dan cara menjawab menurut Sigit bisa saja berbeda.
Dari segi teknis pelaksanaan debat, Sigit mengakui banyak catatan kekurangan dari debat perdana kemarin. Seperti jumlah penonton debat yang cukup padat. Sehingga, saat debat berjalan suasana riuh dari pendukung kedua pasangan calon tidak terhindarkan.
Akibatnya, moderator beberapa kali harus membuat aturan kapan saja penonton bisa bertepuk tangan. Karena durasi yang singkat, aturan yang disampaikan moderator terlihat seperti dominan pada acara debat tersebut.
"Jumlah audiens yang bisa masuk dalam ruangan debat akan kami lihat ulang. Begitu pula lokasi pelaksanaan debat akan kami lihat ulang, agar bisa mengakomodasi dengan baik, aman, dan nyaman semua undangan dan peserta debat," ujar Sigit.
Posisi pasangan capres saat debat, juga dipertimbangkan KPU untuk diubah. Pada debat kemarin, kedua pasangan diposisikan dalam keadaan berdiri sepanjang debat. Sigit mengatakan, KPU mempertimbangkan pada debat selanjutnya capres dan cawapres dalam posisi duduk. Sehingga keduanya bisa menjawab pertanyaan dan berdebat lebih santai.