Home >> >>
Pramono Edhie: Mayoritas Jangan Semena-mena, Minoritas Tahu Diri
Kamis , 30 Jan 2014, 23:02 WIB
Republika/ Tahta Aidilla
Pramono Edhie Wibowo berbicara kepada media saat akan mengikuti sesi pra konvensi dengan anggota Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pramono Edhie Wibowo, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), menyatakan untuk menciptakan kelanggengan kerukunan dan toleransi bermasyarakat perlu ada kesadaran semua pihak. Ia meminta agar jangan sampai ada pihak yang memaksakan kehendaknya.

"Dalam era demokrasi ini, yang mayoritas jangan semena-mena dan kaum minoritas harus tahu diri sehingga toleransi dan kerukunan bermasyarakat terus tercipta di seluruh wilayah indonesia," katanya dalam siaran pers yang diterima Republika, di Jakarta, Kamis (30/1).

Adanya kerukunan antarpihak, menurut Edhie, menjadi hal sangat penting untuk terus menumbuhkan iklim berdemokrasi yang sudah baik di negeri ini. Dengan tumbuhnya iklim demokrasi yang sehat, ia mengatakan, hal itu akan sangat mendukung bagi keberlanjutan pembangunan.

"Di sini pembangunan berkualitas hanya bisa dilaksanakan jika sebanyak mungkin masyarakat bebas berusaha dan menyatakan pendapatnya seperti yang dicita-citakan demokrasi," kata pria yang kini mencalonkan diri dalam konvensi calon presiden Partai Demokrat ini.

Lebih lanjut Pramono Edhie menegaskan tidak mungkin melanjutkan pembangunan tanpa adanya stabilitas pertahanan dan keamanan. Dengan stabilitas yang terjaga itulah, kata dia, masyarakat bisa terus damai dalam kesehariannya.

Dalam hal ini, Edhie menilai, sudah menjadi tugas TNI dan Polri untuk menjaga rasa aman dan nyaman di tengah masyarakat. "Jadi saya sangat berharap agar TNI dan Polri harus terus kuat guna menjalankan fungsi pertahanan dan keamanan demi terciptanya rasa aman di tengah masyarakat," ujarnya.

Redaktur : Djibril Muhammad
Reporter : Muhammad Akbar Wijaya
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar