REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali menyatakan siap menerima amanat dari Mukernas untuk menjadi bakal calon presiden atau capres.
"Bismillah, saya menerima pencalonan (sebagai presiden) itu," kata Suryadharma dalam peringatan Hari Lahir ke-41 PPP di Bandung, Ahad (9/2).
Menurut dia, pihaknya sebagai kader PPP, selama ini telah dididik dan dibina oleh partai sehingga otomatis memiliki kewajiban untuk mengabdikan diri untuk PPP dan bangsa Indonesia yang memiliki berbagai keragaman.
Dengan semangat Islam, pihaknya yakin bahwa persoalan bangsa yang begitu rumit bisa diselesaikan. "Saya yakin seyakin-yakinnya dengan Islam, kita bisa persembahkan karya terbaik kita," kata Suryadharma.
Terkait rencana deklarasi capres PPP yang batal, Surya menjelaskan bahwa kematangan situasi politik baru bisa dilihat setelah hasil Pileg diketahui. Untuk itu usai Pileg, PPP baru akan mengumumkan capres/cawapres yang diusungnya.
Hasil Mukernas II PPP yang menyepakati enam tokoh eksternal partai masuk dalam bursa capres/cawapres PPP, menurut Suryadharma, itu merupakan cerminan deklarasi keterbukaan PPP atas aspirasi rakyat yang menginginkan figur pemimpin yang mumpuni.
Mukernas II PPP menyepakati enam tokoh eksternal partai yang dinilai pantas masuk bursa capres/cawapres yang diusung PPP. Meraka adalah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla, Bupati Kutai Timur Isran Noor.
Juga, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie dan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan Khofifah Indar Parawansa.