Home >> >>
Dua Konglomerat Ini Ditantang Nyapres, Siapa Mereka?
Rabu , 12 Feb 2014, 17:12 WIB
Republika/Tahta Aidilla
Konvensi Capres

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pediri Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jusuf Wanandi meminta kepada para pengusaha untuk terjun ke arena politik. Bahkan dirinya menantang dua konglomerat guna mencalonkan diri sebagai capres.

"Konglomerat Dr Tahir sama Chairul Tanjung, ini dua konglomerat yang perlu untuk didorong terlibat membangun bangsa," kata Jusuf saat acara diskusi Komunike Bersama Peduli Indonesia (KBPI) di Jakarta, Rabu (12/2).

Menurut dia, para pengusaha perlu terjun langsung dan melakukan sesuatu kepada publik untuk maju menjadi kepemimpinan nasional. "Mereka sudah banyak uang dan kaya. Kami tawarkan, di bidang publik apa kamu tidak tertarik untuk membesarkan bangsa ini? Ini tantangan bagi mereka sekaligus," kata Jusuf yang juga penggagas KBPI.

Mengenai anggapan adanya pengusaha yang tidak baik, Jusuf mengatakan di sini pihaknya mencari pengusaha-pengusaha yang tertarik untuk memperjuangkan kepentingan publik. "Pengusaha biasanya gelap gulita, tapi ada juga yang baik-baik. Perjuangan untuk publik adalah mulia dan tidak cari duit," katanya.

Sedangkan pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia, Hamdi Muluk menuturkan kriteria pengusaha yang pantas dimajukan dalam pemilihan calon Presiden dan Wakil Presiden adalah pengusaha yang mempunyai kemampuan "leadership" atau kepemimpinan dan bukan pengusaha hitam.

"Kami hanya undang pengusaha putih. Kami tidak toleransi dengan pengusaha hitam. Kami tidak mau terlalu yakin, tetapi kata orang bijak lebih baik anda mencoba daripada tidak," imbuhnya.

Redaktur : Muhammad Hafil
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar