Home >> >>
Bagaimana Elektabilitas Jokowi Jika Hanya Cawapres?
Sabtu , 22 Feb 2014, 08:41 WIB
Republika/Yogi Ardhi
Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menempati posisi tertinggi dalam bursa calon wakil presiden yang akan maju dalam Pemilu 2014, menurut survei lembaga riset Pusat Data Bersatu (PDB).

"Elektabilitas Jokowi ternyata masih tinggi bahkan di bursa cawapres dengan 14,5 persen," kata Peneliti PDB Agus Herta dalam paparan bertajuk "Publikasi Hasil Survei Serial PDB: Indonesia Mencari Pemimpin" di Jakarta, Jumat (22/2).

Elektabilitas mantan Wali Kota Solo itu juga menempati posisi puncak dalam bursa calon presiden yakni 31,8 persen dalam survei tersebut. "Di posisi kedua dalam bursa cawapres diduduki oleh Jusuf Kalla dengan elektabilitas 11,2 persen dan Dahlan Iskan dengan 6,4 persen," lanjut Agus.

Kemudian di posisi keempat, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mencapai 5,9 persen disusul oleh Hatta Radjasa 4,5 persen, Mahfud MD 4,4 persen, Hary Tanoesudibjo 3,9 persen, Chairul Tanjung 3,1 persen, Puan Maharani 2,3 persen dan Gita Wirjawan 2 persen. Sementara itu, sekitar 40,6 persen tidak menjawab dan tidak tahu.

Peneliti PDB Didik J Rachbini mengatakan, meski angka responden yang tidak menjawab cukup tinggi, suara kelompok ini masih bisa lari ke sejumlah tokoh, termasuk tokoh yang sebelumnya disebutkan dalam survei itu."Tapi mereka yang belum tahu ini biasanya lebih netral dalam memilih dan mereka punya harapan baru untuk lebih baik," katanya.

Survei yang diambil dalam rentang waktu 7-10 Februari 2014 itu dilakukan dengan wawancara melalui telepon (telepolling). Survei tersebut melibatkan sampel sebanyak 1.200 responden dari 15 kota di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Denpasar, Balikpapan, Makassar, Banjarmasin, Mataram, Ambon dan Jayapura.
Responden dipilih secara acak dengan "margin of error" kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Redaktur : Muhammad Fakhruddin
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar