REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan yang dilemparkan petinggi PDI Perjuangan terkait penyadapan dan teror terhadap Jokowi, terus menuai tanggapan. Isu penyadapan itu dinilai hanya untuk menarik simpati publik menjelang pemilu dan pilpres.
Koordinator Solusi Pemuda Indonesia (SPI) Muhammad Faidzin menilai PDI-P tengah mengukuhkan posisi mereka sebagai korban dalam pertarungan politik menuju 2014. Munculnya kasus walikota Surabaya Tri Rismaharini dinilai mantan aktivis FAMRED '98 ini sebagai bentuk kegagalan PDI-P dalam mengelola konflik internalnya.
"Untuk menutupi kegagalan kelola konflik internal yang menyita perhatian publik, maka berbagai isu dilemparkan. Mulai dari penyadapan dan teror terhadap Jokowi, hingga tudingan ada pihak lain yang terus menyerang PDI-P," ujar Faiz, Rabu (26/2).
Oleh partainya, lama-lama Jokowi dibuat seperti anak kecil yang sedang cari perhatian alias caper. Padahal, kalau penyadapan langsung dilaporkan kepada polisi, permasalahannya menjadi terang. "Kalau tidak, maka apa yang disampaikan malah dikesankan sebagai pengalihan isu," tambah alumni PMII ini.