REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peserta konvensi capres Partai Demokrat Dino Patti Djalal berinisiatif menyatukan tokoh muda dalam acara Reformis Hibrida-Reformis Horisontal di Djakarta Theatre, Sabtu (1/3).
Acara itu menampilkan tujuh pemimpin muda inovatif. Selain Dino ada juga Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Wakil Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama, Wali Kota Bogor terpilih Bima Arya, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, Gubernur Nusa Tenggara Barat M Zainul Majdi dan Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil.
Menurut Dino, 14 tahun reformasi melahirkan tokoh reformis muda dengan ego yang cenderung tinggi. "Ada ego yang tinggi sehingga tidak saling merangkul. Tokoh-tokoh reformis muda yang hadir di sini punya semangat yang sama. Yaitu semangat maju bersama walau memiliki jalur politik yang berbeda," jelas Dino.
Kesamaan lainnya, sebut Dino, adalah berusia muda, energik, teknokratik, inovatif, dan tidak silau pada harta.
Ia menjelaskan, fenomena kepala daerah yang terkena kasus korupsi belakangan ini sungguh ironis. Dino mengutip pemberitaan yang menyebutkan 315 kepala daerah setingkat gubernur, bupati dan wali kota terseret kasus korupsi dan diproses hukum.
"Kita di sini berkumpul ingin mengubah cara dan gaya politik di Indonesia. Memberi warna politik Indonesia yang berbeda. Kita meyakini politik itu baik dan benar," sebut Dino dalam keterangan resminya.
Sementara Bupati Banyuwangi Azwar Anas mengatakan bahwa politik tidak seluruhnya buruk. "Ujung dari politik adalah mensejahterakan rakyat. Tingkat kemiskinan di Banyuwangi dari 20,48 sekarang tinggal 9,9 persen," tutur Azwar.
Sedangkan Ahok mengatakan terjun ke dunia politik karena ingin membantu orang miskin. Pengalaman Ahok menunjukkan bahwa ia bisa optimal bisa membantu orang miskin bila ia masuk ke dunia eksekutif.