REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Majunya Gubernur DKI Jakarta, Jokow Widodo sebagai calon Presiden dari PDI Perjuangan, masih menyisakan pertanyaan. Siapakah calon wakil yang ideal untuk mendampingi jabatannya sebagai kepala negara? Sejumlah kriteria dan nama pasangan Jokowi mulai bermunculan.
“Kalau saya ditanya, siapa yang paling ideal buat Jokowi, jawaban saya ya Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Tapi janganlah, nanti saya dimarahi Prabowo,,” kata peneliti Central Strategic International Studies (SCIS), J Kristiadi, kemarin.
Seketika tawa langsung menggelegar di ruang diskusi bertema Jokowi Efek dan Strategi Partai Pemilu 2014 di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Ahad (23/3). Sebab, sekarang ini, Partai Gerindra sendiri terlihat agresif melakukan kampanye negatif terhadap PDI Perjuangan pascapencapresan Jokowi.
Dia mengatakan, memang ada sejumlah nama yang muncul seperti Jusuf Kalla, kemudian Mahfud MD dan sejumlah tokoh alternatif. Pastinya ada kelebihan dan kekurangan mereka. Namun resminya, siapa yang akan berkoalisi dan mengusung cawapres Jokowi, baru diketahui setelah Pileg pada 9 April mendatang.
Akademisi Universitas Al Azhar, Ziyad Al Falahi menambahkan, figur yang paling cocok mendampingi Jokowi harus berwatak keras dan galak. Sikap tersebut dinilai dapat mengimbangi pembawaan kader PDI Perjuangan tersebut yang dikenal kalem.
Perpaduan karakter galak dan kalem membuat jalannya pemerintahan relatif stabil. Berdasarkan historis, pascakemerdekaan, Indonesia dipimpin Soekarno-Hatta, masa orde baru Soeharto-Tri Sutrisno, kemudian di Jakarta ada Jokowi-Ahok. Selama periode kepemimpinan mereka, tidak terjadi gejolak yang mencolok.
“Memang ini tidak ilmiah, tapi seperti itu saya melihat faktanya. Asalkan, jangan sampai nanti para kader parpol sengaja bersikap galak agar terlihat ideal mendampingi Jokowi,” ujar Ziyad.