REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pakar etika politik dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Franz Magnis Suseno, menilai, pemimpin Indonesia haruslah figur yang bisa memegang janji. Menurutnya, sangat penting bagi pemimpin untuk seiya sekata antara ucapan dan perbuatan.
"Kata seorang politisi juga harus bisa dipegang seperti janji dan komitmen. Tapi jika situasi berubah, maka semua bisa berubah," kata Franz, Selasa (24/3).
Namun, lanjut dia, rakyat mungkin tidak akan mau tahu mengenai adanya perubahan situasi. Ia menjelaskan dalam pandangan rakyat, janji adalah satu-satunya yang dapat mereka pegang.
"Tapi kesan pada rakyat berbeda. Mereka terlihat seakan-akan mendapatkan kesan menggunakan janji untuk mendapatkan kekuasaan," tuturnya.
Franz pun merujuk langkah Jokowi saat mendeklarasikan diri menjadi bakal calon Presiden dari PDI Perjuangan masih belum tepat. Sebab belum ada program yang diusung mantan wali kota Solo tersebut.
"Saya menilai Jokowi tidak cukup dengan mendeklarasikannya. Karena saya ingin tahu beberapa program yang hebat dari dia dalam beberapa bidang yang canggih," tandasnya.